Petik Laut Larung Saji, Pantura Lamongan!

 


Petik laut merupakan acara yang dilakukan untuk dipersembahkan kepada laut sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih bahwasanya nelayan makmur karena melaut, tradisi ini dilakukan ketika hasil perikanan melimpah. Awal mula sebelum adanya acara perayaan ini menurut orang dulu, nelayan di daerah pantura Lamongan lebih tepatnya di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang melaut belum memiliki kompas sehingga ditengah laut disebelah arah dari Desa Blimbing itu ada sebuah tugu (anjer), tugu atau anjer itu sebagai simbol keluar masuknya kapal nelayan yang menandakan  bahwa jika para nelayan melaut di malam hari atau mau kembali ke daratan mereka membuat patokan tugu tersebut bahwa mereka sudah berada di wilayah sekitar Desa Blimbing sehingga mereka tidak tersesat kemana mana.

Dengan adanya tugu atau anjer, setiap satu tahun sekali diperingati tradisi dengan memberi sesaji yaitu satu potong kepala sapi dan menaruhnya di tugu tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan memberi satu potong kepala sapi atau sesaji itu hasil nelayan di tahun selanjutnya atau satu tahun pencarian mereka akan lebih banyak mendapatkan hasil tangkapan, sehingga bisa meningkatkan kemakmuran atau derajat kesejahteraan masyarakat.

Dengan seiring berjalannya waktu peradaban dan nilai keagaaman di Desa Blimbing semakin kuat, akhirnya mitos itu lama lama mulai tertepis karena pada dasarnya yang mereka lakukan dianggap merupakan kegiatan yang berbau syirik. Sedangkan organisasi-organisasi keagamaan di Desa Blimbing mulai mengikis dengan adanya peristiwa tersebut. Dan jika tradisi itu masih dilakukan pun akan mengalami perubahan karena sesuai dengan masyarakat Blimbing yang masih di dominasi oleh umat agama Islam.

Karena kepercayaan masyarakat sini berbeda-beda artinya nilai keimanan di Desa Blimbing masih belum merata sebagian ada yang meyakini dan sebagian juga mereka sangat bertolak belakang. Akhirnya sampai sekarang perayaan dengan cara larung saji tersebut sudah hampir jarang dilakukan, dan saat ini mungkin hanya perayaan biasa seperti menggelar pengajian akbar, petik laut atau pasar raya sebagai hiburan daerah tersebut. Dampak baik yang bisa dilihat adalah dari sisi tradisi  perayaan larung saji yaitu bahwa keragaman budaya di Desa Blimbing itu pernah ada dan menjadi ciri khas dari desa tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi lebih dekat dalam Virtual Community : Meta luncurkan fitur Broadcast Channel Instagram

Kenapa harus UMM? Yaaaa, kenapa tidak?