Petik Laut Larung Saji, Pantura Lamongan!
![]() |
Petik laut merupakan acara yang
dilakukan untuk dipersembahkan kepada laut sebagai ucapan rasa syukur
dan terimakasih
bahwasanya nelayan makmur karena melaut, tradisi ini dilakukan ketika
hasil perikanan melimpah. Awal mula sebelum adanya acara perayaan ini menurut
orang dulu, nelayan di
daerah pantura Lamongan lebih tepatnya di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan,
Jawa Timur yang melaut belum memiliki kompas sehingga ditengah laut disebelah
arah dari Desa Blimbing itu ada sebuah tugu (anjer), tugu atau anjer
itu sebagai simbol keluar masuknya kapal nelayan yang menandakan bahwa jika para nelayan melaut di malam hari
atau mau kembali ke daratan mereka membuat patokan tugu tersebut bahwa mereka sudah berada di wilayah sekitar Desa
Blimbing sehingga mereka tidak tersesat kemana mana.
Dengan adanya tugu atau anjer, setiap satu tahun sekali
diperingati tradisi dengan memberi sesaji yaitu satu potong kepala sapi dan menaruhnya di tugu tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan
memberi satu potong kepala sapi atau sesaji itu hasil nelayan di tahun
selanjutnya atau satu tahun pencarian mereka akan lebih banyak mendapatkan
hasil tangkapan, sehingga
bisa meningkatkan kemakmuran atau derajat
kesejahteraan masyarakat.
Dengan seiring berjalannya waktu peradaban dan nilai keagaaman di Desa Blimbing semakin kuat, akhirnya mitos itu lama lama mulai tertepis karena pada dasarnya yang mereka lakukan dianggap merupakan kegiatan yang berbau syirik. Sedangkan organisasi-organisasi keagamaan di Desa Blimbing mulai mengikis dengan adanya peristiwa tersebut. Dan jika tradisi itu masih dilakukan pun akan mengalami perubahan karena sesuai dengan masyarakat Blimbing yang masih di dominasi oleh umat agama Islam.
Karena kepercayaan masyarakat sini berbeda-beda artinya nilai keimanan di Desa Blimbing masih belum merata sebagian ada yang meyakini dan sebagian juga mereka sangat bertolak belakang. Akhirnya sampai sekarang perayaan dengan cara larung saji tersebut sudah hampir jarang dilakukan, dan saat ini mungkin hanya perayaan biasa seperti menggelar pengajian akbar, petik laut atau pasar raya sebagai hiburan daerah tersebut. Dampak baik yang bisa dilihat adalah dari sisi tradisi perayaan larung saji yaitu bahwa keragaman budaya di Desa Blimbing itu pernah ada dan menjadi ciri khas dari desa tersebut.
Komentar
Posting Komentar